Cerita Rakyat Bali Asal Mula Desa Tenganan

Cerita Rakyat Bali
Asal Mula Desa Tenganan

Raja Bedahulu merupakan raja yang sangat terkenal di Bali. Beliau memiliki seekor kuda bernama Oncesrawa. Kuda itu sangat disayangi karena bentuk tubuhnya yang anggun, bulunya lebat, putih bersih, dan ekornya yang panjang.

Diceritakan, pada suatu malam, kuda itu hilang dari kandangnya. Pengawal istana baru tahu keesokan harinya. Akhirnya prajurit tersebut menghadap raja, dengan rasa sedih dan penuh ketakutan dia memberanikan diri untuk berbicara.

Rajapun memerintahkan para prajurit mencari kuda itu. Akhirnya semua prajurit mencari kuda itu, namun kuda itu tidak ditemukan.

Seluruh penghuni istana berdukacita, lebih-lebih sang raja. Siang malam raja terpekur di singgasananya, tidak mau makan dan minum.

Akhirnya raja memerintahkan untuk mencari kuda itu sekalai lagi. Bagi yang menemukan dalam keadaan mati atau hidup akan diberikan hadiah.

Rakyat beramai-ramai mencari kuda itu. Ada yang mencarinya ke arah barat, menyeberangi sungai-sungai, masuk ke desa-desa sampai ke lereng Gunung Batukaru. Ada yang mencarinya ke utara, menembus hutan, menuruni Danau Beratan dan menyusuri Pantai Buleleng. Orang yang mencari ke arah selatan berputar-putar di sekitar Bukit Uluwatu. Berbulan-bulan mereka mencari jejak, namun sia-sia.

Lama-kelamaan terdengar berita dari penduduk yang mencari ke arah timur. Seorang penduduk yang bernama Tunjung Biru berasal dari Desa Peneges menemukan kuda itu dalam keadaan mati. Bangkainya tergeletak di Pantai Candidasa, sebuah pantai yang indah di sebelah tenggara Pulau Bali.

Mendengar berita itu, Raja Bedahulu sangat terkejut. Namun, iya tidak boleh ingkar janji. Karena kuda ditemukan dalam keadaan mati, raja harus menghadiahkan sebidang tanah kepada Tunjung Biru seluas bau bangkai kuda yang masih dapat dicium.

Untuk mendapatkan tanah yang luas, Tunjung Biru bersiasat. Mau tahu kisah selanjutnya? Bagaimana asal usul nama Desa Tenganan?

Silahkan simak video berikut ini !