Dimensi Literasi
Gerakan Literasi Nasional bertujuan untuk
menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan yang mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Literasi memiliki dimensi yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.
- Literasi baca tulis merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. Indikator literasi baca tulis berbasis kelas adalah intensitas pembelajaran yang berbasis proyek. Sedangkan literasi baca tulis berbasis sekolah yaitu adanya jumlah dan variasi bahan bacaan, frekuensi peminjaman bahan bacaan di perpustakaan, jumlah kegiatan sekolah yang berkaitan dengan literas baca-tulis, terdapat kebijakan sekolah mengenai literasi baca-tulis, jumlah karya (tulisan) yang dihasilkan siswa dan guru, dan terdapat komunitas baca-tulis di sekolah. Salah satu literasi baca tulis yang penulis coba upayakan adalah WARTA TEMATIK. Siswa membuat informasi sendiri dari buku yang dibacanya. Informasi tersebut ditempel pada tempat yang disediakan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada video berikut ini :
- Literasi numerasi merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam menggunakan dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah dalam konteks kehidupan sehari-hari. Hasil analisis informasi ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan, dan lain sebagainya untuk mengambil keputusan. Indikator literasi numerasi berbasis kelas yaitu adanya jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek, jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan unsur literasi numerasi, dll. Sedangkan literasi numerasi berbasis sekolah yaitu adanya jumlah dan variasi buku literasi numerasi, frekuensi peminjaman buku literasi numerasi, jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi, akses situs daring yang berhubungan dengan literasi numerasi, jumlah kegiatan bulan literasi numerasi, dan lain sebagainya.
- Literasi sains merupakan pengetahuan atau kecakapan ilmiah dalam mengidentifikasi/memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta tentang bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya. Indikator literasi sains berbasis kelas yaitu adanya intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi sains dalam pembelajaran, jumlah pembelajaran sains berbasis permasalahan dan berbasis proyek, jumlah pembelajaran nonsains yang melibatkan unsur literasi sains, skor literasi sains dalam PISA/TIMSS/INAP; dan Jumlah produk yang dihasilkan peserta didik melalui pembelajaran sains berbasis proyek. Sedangkan indikator literasi sains berbasis sekolah yaitu jumlah dan variasi bahan bacaan literasi sains, frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi sains, jumlah kegiatan literasi sains di sekolah, akses situs daring yang berhubungan dengan literasi sains, jumlah kegiatan bulan literasi sains, alokasi dana untuk literasi sains, adanya tim literasi sekolah, adanya kebijakan sekolah mengenai literasi sains; dan jumlah penyajian informasi literasi sains dalam berbagai bentuk (contoh: infografis dan alat peraga proses terjadinya hujan).
- Literasi digital merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Indikator literasi digital berbasis kelas adalah intensitas penerapan dan pemanfaatan literasi digital dalam kegiatan pembelajaran, dan tingkat pemahaman kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam menggunakan media digital dan internet. Sedangkan indikator literasi digital berbasis sekolah adalah adanya jumlah dan variasi bahan bacaan dan alat peraga berbasis digital, frekuensi peminjaman buku bertema digital, jumlah kegiatan di sekolah yang memanfaatkan teknologi dan informasi, jumlah penyajian informasi sekolah dengan menggunakan media digital atau situs laman, jumlah kebijakan sekolah tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan sekolah; dan tingkat pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi dalam hal layanan sekolah (misalnya, rapor-e, pengelolaan keuangan, dapodik, pemanfaatan data siswa, profil sekolah, dsb.)
- Literasi finansial merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, keterampilan, dan motivasi, serta pemahaman dalam membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, sehingga dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Indikator literasi finansial berbasis kelas adalah intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi finansial dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan indikator literasi finansial berbasis sekolah adalah jumlah dan variasi buku dan alat peraga berbasis literasi finansial, frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi finansial, jumlah kegiatan literasi finansial, terdapat kebijakan sekolah terkait literasi finansial, jumlah penyajian informasi literasi finansial, akses situs daring dan luring yang berhubungan dengan literasi finansial; dan terdapat lembaga keuangan sekolah yang aktif (bank sekolah atau koperasi).
- Literasi budaya dan Kewargaan merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat. Indikator literasi budaya dan kewargaan yaitu meningkatnya intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi budaya dan kewargaan dalam pembelajaran, meningkatnya jumlah pelatihan tentang literasi budaya dan kewargaan untuk kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan, dan meningkatnya jumlah produk budaya yang dimiliki dan dihasilkan sekolah. Sedangkan indikator literasi budaya dan kewargaan berbasis sekolah adalah meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan bertema budaya dan kewargaan, meningkatnya frekuensi peminjaman buku bertemakan budaya dan kewargaan di perpustakaan, meningkatnya jumlah kegiatan sekolah yang berkaitan dengan budaya, terdapat kebijakan sekolah yang dapat mengembangkan literasi budaya dan nillai-nilai kewargaan sekolah, terdapat komunitas budaya di sekolah, meningkatnya ketertiban siswa terhadap aturan sekolah, meningkatnya toleransi siswa terhadap keberagaman yang ada di sekolah, meningkatnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan di sekolah, dan meningkatnya penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah.
Sumber : Buku Panduan Gerakan Literasi Nasional (Kemdikbud, 2017)
Posting Komentar untuk "Dimensi Literasi"