Pendekatan dalam Mengapresiasi Sastra secara Reseptif dan Produktif
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif yaitu pendekatan emotif, didaktis, dan analitis
- Pendekatan emotif merupakan pendekatan yang mengantar pembaca untuk dapat menikmati dan menunjukkan nilai-nilai keindahan yang terjandung dalam suatu karya sastra.
- Pendekatan didaktis merupakan pendekatan mengarahkan anak untuk dapat memetik berbagai pesan atau amanat yang terdapat suatu karya sastra.
- Pendekatan analitis adalah pendekatan yang dapat membantu pembaca untuk memahami unsur-unsur instrinsik yang membangun suatu karya hubungan antar unsur tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur cerita adalah : 1) Tema adalah pokok pembicaraan atau ide yang mendasari sebuah cerita, 2) Latar adalah tempat, waktu dan suasana berlangsungnya peristiwa, 3) Alur/plot adalah cara pengarang menghubungkan kejadian-kejadian dalam cerita, 4) Penokohan adalah pelaku dalam cerita seperti manusia atau binatang. Terdapat tiga macam tokoh atau pelaku yaitu protagonis (pelaku dengan sifat baik), antagonis (pelaku dengan sifat jahat), dan tritogonis (pelaku yang melerai perseteruan tokoh antagonis dan protagonis). Sudut pandang adalah cara penulis menyajikan suatu cerita. Gaya pengungkapan adalah teknik pengarang menyampakain gagasanya lewat cerita dengan untaian kalimat atau kata- kata yang khas.
Pendekatan yang diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara produktif yaitu parafratis dan analitis
Pendekatan Parafratis
Parafrase merupakan salah keterampilan yang dapat meningkatkan apresiasi sastra siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya sastra tertentu menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau gagasan pokoknya, misalnya prosa menjadi puisi, puisi menjadi prosa , prosa menjadi drama atau seba-liknya.
Pendekatan Analitis dalam penerapannya untuk meningkatkan taraf apresiasi sastra anak SD secara produktif. Sebelum siswa diberikan tugas menulis puisi siswa dibelajarkan tenttang unsur-unsur instrinsik puisi.
Menurut I.A Richard (dalam Situmorang,1980) ada dua hal pokok yang membangun puisi, yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat, sedang metode puisi meliputi diksi, gaya bahasa, kata konkret, imagery, ritme dan rima. Hubungan keduanya erat, oleh Tarigan (1989) seperti hubungan jiwa dan tubuh.sehingga hakikat puisi dapat disebut sebagai unsur batiniah dan metode puisi dapat disebut sebagai unsur lahiriah puisi.
Unsur lahiriah (metode puisi)
1. Diksi (pemilihan kata)
2. Gaya bahasa (cara atau gaya yang digunakan penyair menciptakan kesan)
3. Kata Konkret (penggunaan kata yang konkret atau khusus)
4. Daya Bayang (gaya penyair mendeskripsikan/melukiskan suatu benda atau peristiwa)
5. Irama (keras lembut suara, panjang pendek suara, tinggi rendah suara, perhentian sejanak).
6. Rima
Unsur Batiniah Puisi : 1. Tema (persoalan yang mendasari)
2. Rasa (pendapat penyair)
3. Nada (sikap bahasa penyair)
4. Amanat (pesan, nasihat, petuah)
Penerapan pendekatan analitis dalam upaya meningkatkan apresiasi sastra anak SD seara produktif sejalan dengan pendapat Badriyah (2000) tentang langkah-langkah menulis puisi yaitu : (1) Mengamti suatu objek secara cermat, (2) Tentukan tema lalu dijadikan judul puisi, (3) Susun alur (kronologis / spasial) lalu kembangkan menjadi cerita, (4) Susunlah berurutan ke bawah, satu baris satu kalimat pendek, (5) Jika ada kalimat yang panjang, pendekkan dengan membuang kata-kata sambung yang tidak penting, (6) Cari kata/kalimat yang intesitas keindahannya dan maknanya kurang kuat dan deang kata-kata yang lebih indah (konotatif) dan imajinatif, (7) Cemati terus menerus tiap kalimat/kata dengan memperhatikan keindahan bunyi dan penggunaan gaya baya bila memungkinkan.
Posting Komentar untuk "Pendekatan Reseptif dan Produktif"